Liputan Nusantara, Samarinda – Polemik pembangunan ikon Putung Pesut yang dicanangkan dan di resmikan oleh PJ Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) tidak mencerminkan prioritas kebutuhan masyarakat Samarinda Seberang, apalagi di tengah banyaknya isu pembangunan infrastruktur yang belum terselesaikan.
Hal ini membuat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Politani Cabang Samarinda, Arianto, menyoroti pembangunan ikon Putung Pesut yang dicanangkan dan di resmikan oleh PJ Gubernur Kaltim tersebut.
Menurutnya, masih banyak hal-hal infrastruktur lain yang perlu diselesaikan dan kebutuhannya skala prioritas daripada patung pesut tersebut.
“Pembangunan Putung Pesut ini terlihat sebagai proyek besar, tetapi sayangnya tidak memberikan manfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat Samarinda, khususnya Samarinda Seberang. Anggaran besar yang dikeluarkan untuk proyek ini seharusnya dialokasikan pada program yang lebih relevan dan mendesak,” ujar Arianto.
Dirinya juga menyoroti ketimpangan pembangunan yang ada di wilayah Samarinda Seberang, ia mengungkapkan hingga saat ini, masyarakat masih membutuhkan sarana dan pra sarana seperti Pusat Rekreasi dan Edukasi Anak, serta Fasilitas Publik untuk Pemuda.
“Banyak yang lebih prioritas seperti Pusat Rekreasi dan Edukasi Anak, kemudian kebutuhan Fasilitas Publik untuk Pemuda, Pemprov Kaltim seharusnya mendengar aspirasi masyarakat. Apakah pembangunan Putung Pesut benar-benar memberikan dampak positif, atau justru menjadi simbol pembangunan yang tidak tepat sasaran?,” tambahnya.
Lebih lanjut, HMI Komisariat Politani Cabang Samarinda juga mempertanyakan transparansi dan efisiensi penggunaan anggaran dalam proyek ini. Dengan biaya pembangunan yang mencapai miliaran rupiah, seharusnya ada kajian mendalam terkait manfaat sosial dan ekonominya.
“Kami melihat masih banyak sektor yang lebih membutuhkan perhatian, seperti pendidikan, kesehatan, dan akses infrastruktur dasar. Jika anggaran ini dialihkan untuk membangun fasilitas yang lebih berdampak, seperti taman bermain anak, ruang terbuka hijau, atau fasilitas pelatihan untuk pemuda, maka hasilnya akan jauh lebih bermanfaat,” tambahnya.
Akhir kata, HMI Komisariat Politani Cabang Samarinda mendesak serta mengajak Pemprov Kaltim untuk lebih bijak dalam merencanakan pembangunan. Proyek-proyek besar seperti Putung Pesut harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat, bukan sekadar pada kepentingan estetika atau pencitraan.
“Kami mengajak Pemprov untuk berdialog langsung dengan masyarakat, terutama dari wilayah yang terdampak. Dengarkan kebutuhan mereka dan prioritaskan pembangunan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara nyata,” tegas Arianto.
HMI Komisariat Politani Cabang Samarinda siap memberikan data, masukan, dan rekomendasi untuk membantu Pemprov Kaltim dalam merancang program pembangunan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.